Monday, May 26, 2008

Belajar Memilih dan Mencintai Ketidaksempurnaan

Kesempatan adalah ketika kita berada di suatu tempat pada saat yang tepat.
Bertemu dalam suatu peristiwa dengan seseorang yang membuat kita tertarik,itupun adalah kesempatan.

Bila setelah pertemuan itu, kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.
Ketika kita memilih untuk bersama dengan seseorang walau apapun yang terjadi, Itu adalah pilihan. Bahkan ketika kita menyadari bahwa masih banyak orang lain yang lebih menarik, lebih pandai, lebih kaya daripada pasangan kita dan tetap memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan.
Perasaan cinta, simpatik, tertarik, datang bagai kesempatan pada kita. Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan.

Saturday, May 24, 2008

AL-QUR'AN sebagai Pembela di Hari Akhirat



Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."

Telah bersabda Rasulullah S.A.W :
"Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."


Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?" Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?" Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membacanya menghadap Allah S.W.T. Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan mahkota di atas kepalanya.
Pada kedua ayah dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi ini semua, padahal amal kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua karena anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."

Mendengar, Ada Seninya :)

Berbicara dengan orang yang tidak suka menunggu sampai keterangan yang diberikan lawan bicara diungkapkan dengan tuntas, memang cukup mengesalkan. Terlebih, kalau dia langsung menebak apa kelanjutan cerita lawan bicara dengan segera menimpali dengan pendapatnya. Apa akibat selanjutnya? Lawan bicara akan kurang menikmati komunikasi semacam ini.


Komunikasi yang mengasyikkan itu sebenarnya didasari rasa saling mengerti dan setiap orang sama-sama menikmatinya. Ini hanya bisa terjadi bila kedua pihak yang berbicara mempunyai kesempatan yang sama untuk mengungkapkan isi hati, pikiran dan perasaannya. Untuk itu, kedua belah pihak pun harus bisa menjadi pendengar.Seperti halnya bentuk komunikasi yang lain, mendengar pun ada seninya :)

Tentunya, kebutuhan orang untuk mendengar dan didengar tidak sama. Ada yang lebih senang mendengar, dan ada juga yang lebih senang didengar. Namun, kenyataan yang sering kita hadapi, banyak sekali orang yang tidak sadar akan pentingnya keterampilan mendengar.

Dalam berkomunikasi, Anda sebenarnya tidak perlu mati-matian berkonsentrasi pada apa yang ingin Anda katakan. Lebih baik, usahakan untuk mendengar dan memahami apa yang dikatakan lawan bicara. Secara otomatis, tanggapan Anda akan keluar juga.
Perhatikan situasi saat Anda menjadi pendengar. Jangan berkonsentrasi pada hal-hal yang tidak ada kaitannya dengan pembicaraan.

Nah, apakah Anda termasuk seorang pendengar yang baik atau tidak, berikut ada 10 pernyataan untuk mengujinya :). Jawab ya atau tidak untuk setiap pertanyaan yang berbentuk pernyataan di bawah ini, okidoki :)

Tuesday, May 20, 2008

*Waktu*

This writing is a summary of DR. H. Setiawan Budiutomo"s article in one of magazine. The titled is Manajemen Waktu. I hope this writing is useful and enrich our horizon in Islam. This article written in Indonesian language.

~WAKTU


Waktu adalah umur, kesempatan, tambang, kendaraan dan modal manusia sebagai kenikmatan dan anugerah Allah SWT yang wajib disyukuri. Wujud syukur kita adalah mengisi waktu dengan amal shaleh, dan berlomba dengan waktu mengejar kebaikan duniawi-ukhrawi
(QS. Ibrahim: 33-34, Al-Furqan 62, Surah Al-Lail, Al Fajr & Adh-Dhuha, Al ‘Ashr: 1-4, QS. 2 : 201, Al Qashash: 77, Al Maidah: 48)


Berapapun waktu yang kita miliki, semua merupakan ujian untuk membuktikan kualitas diri.
Sabda Nabi SAW: ”Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba di hari kiamat, hingga ditanyakan kepadanya 4 perkara : Usianya untuk apa dihabiskan, masa mudanya bagaimana ia pergunakan, hartanya dari mana ia dapatkan dan dalam hal apa ia belanjakan, serta ilmunya bagaimana ia memperlakukannya.” (HR. Bazzar & Thabrani)
.

Menyalahkan waktu / mencela masa (sabbud dahr) merupakan sifat yang dibenci Allah SWT.

Kesadaran pengendalian waktu sangat penting mengingat waktu sangat cepat berlalu dan tidak dapat kembali. (QS. An-Nazi’at: 46, Yunus: 45, As-Sajadah: 12)

Imam Ibnul Jauzi dalam Shoidul Khothir (hal 20) berkata: ”Tatkala seseorang menyadari betapa berharga dan pentingnya waktu, maka ia tidak akan menyia-nyiakan sesaatpun tanpa aktivitas produktif (shaleh), mendahulukan yang lebih penting dari ucapan & perbuatan berdasarkan skala prioritas, tetap energik, dan bersemangat melakukan kebaikan tanpa kenal lemah & lelah demi efisiensi waktu.”


Apabila anda membiarkan waktu berlalu, ditelan oleh berbagai peristiwa kecil yang tidak memberikan arti bagi keberhasilan atau tanggungjawab sebagai manusia, anda perlu menjadualkan kembali waktu anda dan menepatinya. Evaluasi pemanfaatan waktu anda. Tidak mudah memang untuk melakukannya. Tetapi menyesali waktu yang terbuang dapat mendorong kita memanfaatkan waktu yang masih tersisa.


Orang yang berfikiran besar membicarakan gagasan, orang yang berfikiran biasa membicarakan peristiwa, orang yang berfikiran rendah membicarakan manusia, orang yang berfikiran dangkal membicarakan diri sendiri.



Ambil waktu sesaat demi sesaat untuk berbagai kegiatan positif. Ambil waktu untuk berfikir, ini adalah sumber kekuatan. Ambil waktu untuk bermain, ini adalah waduk kemudaan yang abadi. Ambil waktu untuk membaca, ini adalah dasar kebajikan. Ambil waktu untuk berdoa, ini adalah kekuatan terbesar di bumi. Ambil waktu untuk mengasihi dan dikasihi, ini adalah kasih sayang. Ambil waktu untuk menjalin persaudaraan, ini adalah jalan menuju kebaikan. Ambil waktu untuk senda gurau, ia adalah pelumas yang terbaik. Ambil waktu untuk bersedekah, hidup ini terlalu singkat untuk menjadi egois. Ambil waktu untuk berdoa, waktu adalah harga keberhasilan, tetapi jangan gunakan untuk disia-siakan.

Nabi SAW bersabda:
”Orang yang pintar selalu memiliki 4 (empat) porsi waktu :
Pertama, waktu untuk bermunajat kepada Rabbnya (perawatan rohani), kedua, waktu untuk menginstropeksi & evaluasi diri (pengembangan diri), ketiga, waktu untuk memikirkan ciptaan Allah (pengembangan daya pikir dan sosialisasi lingkungan), dan yang keempat waktu untuk merawat jasmani.”